Akurasi GeoLiDAR dalam Pengukuran Volume Stockpile pada Tambang Terbuka
- Pendahuluan
Pengukuran volume stockpile merupakan salah satu kegiatan penting dalam industri pertambangan terbuka (open-pit mining). Ketepatan data volume sangat menentukan akurasi perhitungan cadangan, perencanaan produksi, hingga penghitungan nilai ekonomi material tambang. Pada praktik tradisional, pengukuran volume banyak dilakukan dengan metode total station, GPS, atau fotogrametri drone. Namun, kemunculan teknologi GeoLiDAR (Geospatial Light Detection and Ranging) menawarkan cara yang jauh lebih cepat, presisi, dan efisien dalam memodelkan permukaan stockpile. GeoLiDAR bekerja dengan memancarkan pulsa laser ke permukaan objek dan mengukur waktu kembali (time of flight) untuk menentukan posisi titik. Hasilnya berupa point cloud 3D berkerapatan tinggi sehingga sangat ideal untuk pemodelan bentuk dan volume stockpile. Artikel ini membahas akurasi GeoLiDAR, faktor-faktor yang memengaruhi ketelitian, serta kelebihannya dibanding metode konvensional.
- Apa Itu GeoLiDAR?
GeoLiDAR adalah sistem pemindaian laser berbasis geospasial yang digunakan untuk menghasilkan data elevasi dan bentuk permukaan secara detail. GeoLiDAR dapat dipasang pada: ALS (Airborne LiDAR System): Pesawat/helikopter, UAV LiDAR (drone), TLS (Terrestrial LiDAR Scanner): tripod, MLS (Mobile LiDAR): kendaraan, LiDAR SLAM: handheld/backpack.
- Mengapa GeoLiDAR Cocok untuk Pengukuran Stockpile?
Beberapa alasan utama:
- Akurasi Centimeter: Data point cloud yang dihasilkan memiliki error kecil (1–3 cm), memungkinkan perhitungan volume secara tepat.
- Mampu Memodelkan Bentuk Kompleks: Stockpile biasanya tidak beraturan. GeoLiDAR dapat menangkap:
- permukaan curam
- ekukan permukaan
- tumpukan material yang tidak seragam
- Cepat dan Efisien
- Area 10–20 hektar bisa dipetakan dalam hitungan menit.
- Proses manual survei jauh lebih lambat dan berisiko.
- 4.Aman untuk Surveyor
Tidak perlu naik ke tumpukan material (mengurangi risiko longsoran).
5.Proses Pengukuran Volume Stockpile dengan GeoLiDAR
- Akuisisi Data: Drone atau TLS dipasang di lokasi dan memindai stockpile untuk menghasilkan jutaan titik 3D.
- Klasifikasi Point Cloud:
Memisahkan:
- ground points (tanah)
- objek lain (alat berat, pekerja)
- material stockpile
- Pembuatan Model Permukaan
Dibuat menjadi:
- DTM (Digital Terrain Model) – permukaan dasar sebelum stockpile
- DSM (Digital Surface Model) – permukaan stockpile saat pemindaian
4.Perhitungan Volume
Volume dihitung dari: Volume= DSM-DTM (Menghasilkan nilai volume dengan presisi tinggi)
6.Faktor yang Mempengaruhi Akurasi
Beberapa faktor yang menentukan hasil akhir:
- Kerapatan Point Cloud
Semakin rapat titik LiDAR (ppsm), semakin detail bentuk stockpile yang terekam.
- Kualitas Kalibrasi Sensor
IMEU, GPS, dan sensor orientasi harus dikalibrasi baik.
- Metode Klasifikasi
Kesalahan dalam memisahkan ground–stockpile dapat menyebabkan kesalahan volume.
- Kondisi Cuaca
Hujan dan kabut dapat memengaruhi sensor, terutama drone.
- Penggunaan Ground Control Points (GCP)
GCP meningkatkan ketelitian relatif model permukaan.
7.Tantangan Penggunaan GeoLiDAR
Meski sangat akurat, penggunaan GeoLiDAR memiliki beberapa kendala:
- Harga perangkat dan sensor yang tinggi
- Perlu operator yang terlatih
- Proses klasifikasi data cukup kompleks
- Membutuhkan software khusus
Namun, biaya yang relatif tinggi sebanding dengan efisiensi waktu dan ketelitian yang diperoleh.
8.Kesimpulan
GeoLiDAR terbukti memberikan tingkat akurasi sangat tinggi dalam pengukuran volume stockpile pada tambang terbuka. Teknologi ini unggul dalam:
- kecepatan pemetaan
- detail permukaan
- keamanan kerja
- akurasi hitungan volume
Dengan hasil lebih presisi (error <2%), GeoLiDAR menjadi teknologi yang sangat direkomendasikan dalam industri pertambangan modern, terutama untuk kebutuhan monitoring bulanan, audit, rekonsiliasi produksi, dan perhitungan material secara real-time.










