Map Design 2 : Simbolisasi

Map Design 2 : Simbolisasi  – Map Design (Desain Peta) sering dihubungkan dengan teknik visualisasi peta. Orang yang berperan dalam melakukan desain peta disebut dengan kartografer (cartographer). Di Indonesia khususnya, literatur yang membahas tentang desain dan simbologi pada peta masih tergolong sedikit. Oleh karenanya, kami ingin berbagai sedikit informasi yang berkaitan dengan desain peta khususnya simbologi. Read more

LAYOUT TEMPLATE dan ATLAS MAPBOOK dengan QGIS

LAYOUT TEMPLATE dan ATLAS MAPBOOK dengan QGIS – Layout merupakan sentuhan terakhir dalam pembuatan peta yang sangat menentukan kualitas visual pemetaan. Layout yang baik tentunya mudah untuk dipahami map user, menarik, dan jelas. Read more

Jasa Pemetaan Foto Udara Dengan UAV

A nice post

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem.

Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim.

Read more

Tutorial Pengolahan Dasar dengan QuantumGIS

Perkembangan Peta dan Kartografi Hingga Saat Ini

Perkembangan Peta dan Kartografi Hingga Saat Ini – Sebelum memasuki pembahasan mengenai perkembangan peta, pengertian mengenai peta dan kartografi harus dipahami terlebih dahulu. Penjelasan mengenai pengertiannya dapat dibaca disini , sedangkan untuk teknik pembuatan peta bisa ikuti pelatihan pembuatan peta disini.

Periode Awal

Pengetahuan mengenai teknik menggambar lokasi atau sesuatu yang menunjukkan suatu tempat sudah ada sejak 2300 SM oleh bangsa Babilonia. Pada mulanya peta digambarkan pada batu atau tanah liat berukuran kecil sebagai petunjuk arah. Namun pada zaman Yunani Kuno, perkembangan peta sangat pesat. Adanya penemuan teori yang menyatakan Bumi itu bulat oleh Aristoteles semakin mendorong pembuatan peta yang semakin baik. Pada periode ini, peta masih dibuat dengan tulisan tangan.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, perkembangan pembuatan peta pun mulai memasuki ranah matematis. Pengukuran jarak pun dijadikan salah satu alasan untuk mengubah peta yang dibuat menjadi sesuatu yang memiliki nilai absolut. Pada masa ini, penggunaan skala dalam merepresentasikan gambaran peta sudah mulai digunakan. Tepatnya pada pada tahun 150 SM, peta dunia pertama yang memiliki bentuk kerucut dengan menggunakan garis khayal yang membagi Bumi menjadi beberapa bagian berdasarkan garis tertutup melintang dari sisi barat ke timur melingkari Bumi yang disebut dengan garis Lintang. Peta tersebut diterbitkan oleh seorang ahli geografi bernama Ptolemeus. Sejak saat itu, ilmu Geografi, khususnya pembuatan peta atau kartografi menjadi berkembang lebih pesat.

peta karya ptolemeus

Gambar 1. Peta Dunia Pertama Karta Ptolemeus

Periode Pertengahan

Pada periode pertengahan, lebih tepatnya abad ke 15 – 17, perkembangan peta menjadi lebih maju. Pembuatan peta pada abad ini masih menggunakan tangan dan disebarluaskan secara terbatas. Tidak jarang masih banyak kesalahan-kesalahan yang terdapa pada peta seperti informasi orientasi yang tidak sesuai atau skala yang tidak ptoporsional. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya peralatan yang digunakan sehingga semua bergantung pada ingatan dan imajinasi kartografer yang membuatnya. Namun peta-peta yang dihasilkan pada periode ini memiliki nilai seni yang tinggi. Sistem pewarnaan dan teknik penggambaran menghasilkan peta yang sangat artistik.

Gambar 2. Salah satu peta pada periode pertengahan

Periode Modern

Memasuki periode modern, yakni diatas abad ke-17, perkembangan peta mulai memperhatikan akurasi dan presisi objek yang digambarkan. Seiring dengan perkembangan zaman ke era digital, pembuatan peta pun beralih menggunakan berbagai peralatan. Perkembangan awal digitalisasi peta adalah dengan menggunakan bantuan meja digitizer, dimana meja tersebut dikoneksikan pada perangkat lunak pengolahan peta dan perangkat keras komputer. Digitasi dilakukan dengan menggunakan mouse pen dengan hasil digitasi dapat di lihat pada layar monitor komputer. Namun pada saat ini, penggunaan meja digitizer telah banyak ditinggalkan, karena dianggap kurang praktis. Saat ini lebih banyak pembuatan peta dengan menggunakan on screen digitatioyang berbekal layar monitor komputer atau komputer nirkabel dan mouse. Jika dilihat dari segi kepraktisannya, memang digitasi on screen lebih banyak memberikan kemudahan, terlebih meja digitizer tidak dapat di praktis untuk dibawa berpindah-pindah tempat. Namun dari segi ketelitiannya, meja digitizer memiliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan digitasi pada layar.

Perkembangan tersebut diiringi dengan perkembangan SIG dan Penginderaan Jauh (PJ) sebagai patner yang digunakan dalam pembuatan peta. Pemrosesan SIG dan PJ berkaitan erat dengan pengubahan sumber data spasial menjadi suatu informasi spasial pada peta. Informasi-informasi yang digunakan pada peta saat ini pun lebih kompleks dan terstruktur jika dibandingkan dengan peta-peta pada periode pertengahan atau awal.

Tertarik untuk mempelajari pembuatan peta?Ayo gabung dengan kami di Pelatihan TechnoGIS Indonesia. Ada berbagai pilihan pelatihan dengan materi yang lengkap. Jangan lewatkan promo-promo serunya, hanya di TechnoGIS. Untuk pertanyaan dan reservasi, dapat hubungi kontak kami di [email protected] atau melalui live chat kami disini.

Tutorial Download DEM Gratis USGS Glovis

hacked by cyber_hunter

Entry without preview image

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem.

  1. Nulla consequat massa quis enim.
  2. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu.
  3. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo.

Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus.

Read more

A nice entry

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem.

Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim.

Read more