Cara Melihat Peta Kawasan Hutan: Mengakses Informasi Hutan Secara Mudah

Technogis.co.id – Hutan Indonesia: Jendela Digital, Menyingkap Informasi Kawasan Hijau Nusantara Indonesia, negara kepulauan yang memesona, tak hanya kaya budaya dan tradisi, tapi juga permata hijau berupa hutan yang luas dan lebat. Hutan ini berperan penting sebagai paru-paru Bumi Nusantara, namun tahukah Anda di mana saja dan seluas apa persebaran hutan di Indonesia?

Artikel ini menjadi jembatan Anda untuk mengakses informasi tersebut. Melalui “jendela digital”, kita akan belajar cara melihat peta kawasan hutan Indonesia dengan mudah. Dengan bekal pengetahuan ini, Anda bisa turut menjaga kelestarian harta karun alam ini.

Jasa Pemetaan Uav: Dapatkan data spasial yang akurat dan cepat dengan teknologi UAV

Mengapa Perlu Melihat Peta Kawasan Hutan?

Melihat peta kawasan hutan tak hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu. Ada beberapa alasan penting:

  • Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Melihat visualisasi persebaran hutan di peta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekayaan alam Indonesia. Ini langkah awal untuk mewujudkan kepedulian terhadap kelestarian hutan.
  • Memantau Perubahan Tutupan Lahan: Dengan melihat peta dari waktu ke waktu, kita bisa memantau perubahan tutupan lahan hutan. Ini penting untuk mengidentifikasi potensi ancaman terhadap hutan, seperti alih fungsi lahan.
  • Merencanakan Kegiatan Terkait Hutan: Para pihak yang bergerak di bidang kehutanan, seperti peneliti, aktivis lingkungan, dan petugas kehutanan, dapat memanfaatkan peta untuk merencanakan kegiatan terkait hutan secara lebih efektif.
  • Mencegah Aktivitas Ilegal: Mengetahui lokasi kawasan hutan melalui peta dapat membantu masyarakat melaporkan aktivitas ilegal di sekitar hutan, seperti pembalakan liar atau perburuan satwa liar.

Membuka Jendela Digital: Cara Mudah Melihat Peta Kawasan Hutan

Saat ini, cara termudah melihat peta kawasan hutan Indonesia adalah melalui platform online. Beberapa platform yang menyediakan akses gratis antara lain:

  • Geoportal KLHK yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
  • Indonesia Geospasial platform yang menyediakan berbagai macam peta tematik, termasuk peta kawasan hutan.

Keunggulan Peta Digital:

  • Akses Mudah: Anda dapat mengakses peta kapan saja dan di mana saja, selama terhubung dengan internet.
  • Kemudahan Navigasi: Platform online umumnya dilengkapi fitur navigasi yang memudahkan Anda untuk memperbesar/memperkecil (zoom) peta dan menjelajahi berbagai wilayah di Indonesia.
  • Informasi Tambahan: Beberapa platform menyediakan informasi tambahan di luar sekedar visualisasi hutan, seperti batas administrasi daerah, tutupan lahan lain, dan bahkan data statistik mengenai luas kawasan hutan di setiap wilayah.

Membaca Peta Kawasan Hutan: Memahami Legendanya

Peta kawasan hutan menggunakan legenda untuk menunjukkan jenis dan status hutan. Berikut beberapa contoh legenda yang umum digunakan:

  • Hutan Lindung: Kawasan hutan yang memiliki fungsi penting untuk melindungi lingkungan hidup, seperti daerah resapan air dan habitat flora fauna.
  • Hutan Produksi: Kawasan hutan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi kayu secara lestari, dengan tetap menjaga kelestarian hutan.
  • Hutan Produksi Konversi: Kawasan hutan yang dapat diubah fungsinya untuk kepentingan pembangunan, dengan syarat tertentu dan izin resmi dari pemerintah.
  • Taman Nasional: Kawasan hutan yang dilindungi secara ketat untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keindahan alam.
  • Kawasan Suaka Alam: Kawasan hutan yang memiliki ciri khas flora dan fauna tertentu dan dilindungi untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

Dengan memahami legenda peta, Anda dapat mengenali jenis dan status hutan di berbagai wilayah Indonesia.

Jasa Pemetaan Drone: Dapatkan citra yang detail dan berkualitas tinggi

Lebih dari sekedar Melihat: Memanfaatkan Fitur Peta Kawasan Hutan

Platform online peta kawasan hutan tak hanya menampilkan visualisasi, namun juga menawarkan fitur menarik:

  • Data Statistik: Beberapa platform menyediakan data statistik mengenai luas kawasan hutan di setiap provinsi atau kabupaten.
  • Informasi Hutan: Anda dapat mengakses informasi detail mengenai jenis hutan, keanekaragaman hayati, dan status pengelolaan hutan di suatu wilayah.
  • Pelaporan: Jika Anda menemukan aktivitas ilegal atau kerusakan hutan di suatu wilayah, beberapa platform menyediakan fitur pelaporan.

Kontribusi Kita Semua Menjaga Hutan Nusantara

  • Hindari Penggunaan Produk Satwa Liar: Perburuan liar merupakan salah satu ancaman bagi keanekaragaman hayati di hutan Indonesia. Hindari membeli produk yang berasal dari satwa liar, seperti kulit harimau atau obat tradisional yang menggunakan bahan satwa liar.
  • Cegah Kebakaran Hutan: Kebakaran hutan dapat merusak ekosistem hutan secara masif. Hindari membuang puntung rokok sembarangan dan laporkan ke pihak berwenang jika melihat kebakaran hutan.
  • Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan: Kurangi penggunaan kertas dan plastik yang berasal dari bahan kayu. Gunakan teknologi digital dan produk yang ramah lingkungan.
  • Berpartisipasi dalam Kegiatan Konservasi: Anda dapat bergabung dengan komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang pelestarian hutan. Berikan donasi atau ikuti kegiatan sukarelawan untuk membantu menjaga hutan.

Penutup: Jendela Digital Menuju Masa Depan Hijau

Peta kawasan hutan online menjadi jendela digital yang membuka akses informasi tentang kekayaan alam Indonesia. Dengan pengetahuan dan kepedulian, kita dapat memanfaatkan teknologi ini untuk:

  • Meningkatkan kesadaran: Memahami persebaran dan kondisi hutan melalui peta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan.
  • Melakukan tindakan nyata: Berbekal informasi dari peta, kita dapat mengambil langkah nyata untuk melindungi hutan, seperti melaporkan aktivitas ilegal atau mendukung produk hutan lestari.
  • Mengajak partisipasi: Peta kawasan hutan dapat menjadi alat edukasi dan advokasi untuk mengajak partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian hutan.

Mari bersama kita buka jendela digital peta kawasan hutan, jaga kelestarian hutan Nusantara, dan wujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Ingat:

  • Hutan adalah harta karun yang tak ternilai harganya.
  • Memahami persebaran hutan melalui peta adalah langkah awal untuk menjaga kelestariannya.
  • Kita semua memiliki peran untuk menjaga hutan Indonesia.

Mari lestarikan hutan Indonesia untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan!

Catatan:

  • Informasi dalam artikel ini dapat berubah sewaktu-waktu. Silakan merujuk pada situs web resmi instansi terkait untuk informasi terbaru mengenai peta kawasan hutan Indonesia.
  • Artikel ini hanya sebagai panduan umum. Anda dapat mencari informasi lebih lanjut mengenai hutan Indonesia dari sumber-sumber terpercaya.

Standar Pewarnaan Peta Tata Ruang: Memvisualisasikan Fungsi Kawasan

Standar Pewarnaan Peta Tata Ruang

Technogis.co.id – Peta tata ruang merupakan dokumen penting yang berfungsi sebagai pedoman pemanfaatan ruang wilayah. Peta ini memuat informasi terkait pembagian zona atau kawasan dengan fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan industri, kawasan pertanian, dan lain sebagainya.

Agar mudah dipahami dan diinterpretasikan oleh masyarakat maupun pemangku kepentingan, peta tata ruang perlu dirancang dengan baik. Salah satu aspek penting dalam desain peta tata ruang adalah standar pewarnaan. Standar pewarnaan yang tepat dapat membantu pengguna peta untuk memahami fungsi dan peruntukan ruang wilayah secara cepat dan akurat.

Fungsi Standar Pewarnaan dalam Peta Tata Ruang

Standar pewarnaan dalam peta tata ruang memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:

  • Membedakan Fungsi Kawasan: Penggunaan warna yang berbeda pada setiap zona atau kawasan akan memudahkan pengguna untuk membedakan fungsi dan peruntukan ruang wilayah.
  • Meningkatkan Kejelasan Informasi: Pemilihan warna yang tepat dapat membuat informasi pada peta menjadi lebih jelas dan mudah dibaca.
  • Meningkatkan Estetika: Standar pewarnaan yang baik dapat membuat peta tata ruang terlihat lebih menarik dan profesional.

Prinsip-Prinsip Standar Pewarnaan Peta Tata Ruang

Standar pewarnaan peta tata ruang tidak boleh dibuat sembarangan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar fungsinya sebagai alat visualisasi yang efektif terpenuhi. Berikut ini adalah beberapa prinsip tersebut:

  • Konsistensi: Warna yang digunakan untuk mewakili suatu fungsi kawasan harus konsisten di seluruh bagian peta. Hal ini akan memudahkan pengguna untuk mengenali fungsi kawasan tersebut di berbagai lokasi.
  • Hirarki Informasi: Fungsi kawasan yang lebih penting sebaiknya diberi warna yang lebih mencolok atau lebih terang. Sebaliknya, fungsi kawasan yang kurang penting dapat diberi warna yang lebih netral atau lebih gelap.
  • Kejelasan: Hindari penggunaan warna yang terlalu mirip satu sama lain. Gunakan warna yang memiliki kontras yang baik agar batas-batas antar kawasan mudah dibedakan.
  • Kebermaknaan: Jika memungkinkan, gunakan warna yang secara intuitif diasosiasikan dengan fungsi kawasan tertentu. Misalnya, warna hijau untuk kawasan pertanian, warna biru untuk kawasan perairan, dan warna coklat untuk kawasan industri.
  • Aksesibilitas: Pastikan standar pewarnaan yang digunakan dapat diakses dan dipahami oleh semua pengguna peta, termasuk pengguna yang mengalami gangguan penglihatan. Sebaiknya hindari penggunaan warna yang terlalu mencolok atau kombinasi warna yang membuat kontras teks menjadi kurang jelas.

Pemetaan Topografi: Buat peta topografi yang detail dan akurat untuk berbagai keperluan

Standar Pewarnaan yang Direkomendasikan

Di Indonesia, belum terdapat standar nasional yang baku terkait pewarnaan peta tata ruang. Namun, beberapa lembaga dan instansi pemerintah biasanya mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Standar tersebut antara lain:

  • Kawasan Permukiman: Warna krem atau kuning muda
  • Kawasan Perdagangan dan Jasa: Warna kuning atau jingga
  • Kawasan Industri: Warna coklat muda atau coklat tua
  • Kawasan Pertanian: Warna hijau muda atau hijau tua
  • Kawasan Hutan: Warna hijau tua atau hijau lumut
  • Kawasan Konservasi: Warna hijau tua atau hijau kebiruan
  • Kawasan Pesisir: Warna biru muda atau biru langit
  • Kawasan Perairan: Warna biru tua
  • Sarana dan Prasarana: Warna abu-abu atau hitam (dengan gradasi sesuai dengan kepentingan)
  • Belum Tertentu: Warna putih atau abu-abu muda

Catatan: Standar pewarnaan di atas dapat bervariasi tergantung pada kebijakan masing-masing pemerintah daerah. Selalu periksa legenda pada setiap peta tata ruang untuk mengetahui arti warna yang digunakan.

Tips Membuat Peta Tata Ruang dengan Standar Pewarnaan yang Baik

Selain memperhatikan prinsip-prinsip yang disebutkan di atas, berikut beberapa tips untuk membuat peta tata ruang dengan standar pewarnaan yang baik:

  • Gunakan software pembuatan peta yang mendukung standar pewarnaan: Beberapa software pembuatan peta menyediakan fitur pemilihan warna berdasarkan standar tertentu, seperti standar yang dikeluarkan oleh Kementerian ATR/BPN.
  • Lakukan uji coba: Sebelum finalisasi, buatlah beberapa draft peta tata ruang dengan kombinasi warna yang berbeda. Minta beberapa orang untuk mencoba membaca dan memahami informasi pada peta tersebut. Pilihlah kombinasi warna yang paling mudah dipahami oleh orang lain.
  • Gunakan legenda yang jelas: Legenda peta tata ruang harus memuat informasi yang lengkap tentang arti warna yang digunakan untuk setiap fungsi kawasan.

Jasa Pemetaan Lidar: Dapatkan data elevasi dan topografi yang presisi dengan teknologi Lidar

Kesimpulan

Standar pewarnaan yang baik dalam peta tata ruang merupakan salah satu kunci untuk membuat peta yang informatif, mudah dipahami, dan estetis. Dengan mengikuti prinsip-prinsip dan tips yang telah dijelaskan di atas, Anda dapat membuat peta tata ruang yang menjadi alat visualisasi yang efektif untuk perencanaan dan pengelolaan ruang wilayah.

Manfaat Penggunaan Standar Pewarnaan yang Baik

Penggunaan standar pewarnaan yang baik dalam peta tata ruang memiliki beberapa manfaat, yaitu:

  • Meningkatkan Efisiensi Komunikasi: Informasi tentang fungsi dan peruntukan ruang wilayah dapat disampaikan dengan lebih cepat dan akurat kepada masyarakat maupun pemangku kepentingan.
  • Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: Masyarakat akan lebih mudah memahami dan terlibat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ruang wilayah.
  • Meningkatkan Akuntabilitas: Peta tata ruang yang mudah dipahami dapat membantu meningkatkan akuntabilitas pemerintah dalam melaksanakan kebijakan tata ruang.

Tantangan dalam Penerapan Standar Pewarnaan

Meskipun standar pewarnaan memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam penerapannya, yaitu:

  • Kesenjangan Informasi: Masih banyak masyarakat yang belum familiar dengan standar pewarnaan peta tata ruang. Hal ini perlu diatasi melalui edukasi dan sosialisasi.
  • Keterbatasan Keterampilan: Tidak semua pembuat peta memiliki keterampilan yang memadai untuk menerapkan standar pewarnaan yang baik. Peningkatan kapasitas dan pelatihan bagi pembuat peta perlu dilakukan.
  • Kurangnya Koordinasi: Standar pewarnaan peta tata ruang di Indonesia belum sepenuhnya terstandarisasi secara nasional. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan inkonsistensi dalam penyajian informasi.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan beberapa solusi, yaitu:

  • Memperkuat Edukasi dan Sosialisasi: Pemerintah dan lembaga terkait perlu memperkuat edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang standar pewarnaan peta tata ruang.
  • Meningkatkan Kapasitas Pembuat Peta: Pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pembuat peta perlu dilakukan secara berkelanjutan.
  • Membuat Standar Nasional: Pemerintah pusat perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk menyusun standar nasional yang baku tentang pewarnaan peta tata ruang.

Penutup

Standar pewarnaan peta tata ruang merupakan elemen penting dalam penyajian informasi perencanaan dan pengelolaan ruang wilayah. Dengan menerapkan standar pewarnaan yang baik, peta tata ruang dapat menjadi alat visualisasi yang efektif untuk meningkatkan komunikasi, partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas pemerintah. Mari kita bersama-sama mendukung upaya untuk mewujudkan standar pewarnaan peta tata ruang yang terpadu dan berkualitas di Indonesia.

Aturan Layout Peta: Panduan Membuat Peta yang Informatif

Technogis.co.id – Peta ibarat jendela ke dunia. Melalui peta, kita bisa mengetahui lokasi geografis, memahami hubungan antar tempat, dan merencanakan perjalanan. Namun, agar fungsinya sebagai penyedia informasi optimal, peta perlu dirancang dengan baik. Inilah pentingnya memahami aturan layout peta.

Aturan layout peta tidak hanya memastikan tampilan peta menjadi menarik, tetapi juga membuatnya lebih mudah dipahami dan informatif. Dengan layout yang tepat, pengguna peta dapat menangkap informasi yang disajikan secara cepat dan akurat.

Komponen Penting dalam Layout Peta

Sebuah layout peta yang baik umumnya terdiri dari beberapa komponen penting berikut ini:

  • Judul Peta: Judul peta berfungsi sebagai identitas peta dan memberikan gambaran tentang informasi yang disajikan. Judul harus singkat, jelas, dan mudah dipahami.
  • Tubuh Peta: Ini merupakan bagian utama peta yang menampilkan informasi geografis. Tubuh peta dapat berupa representasi bentang alam, buatan manusia, atau kombinasi keduanya.
  • Legenda: Legenda berfungsi sebagai kunci untuk memahami simbol-simbol yang digunakan pada peta. Legenda harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dan dipahami penggunanya.
  • Skala Peta: Skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Skala biasanya ditulis dalam bentuk numerik (misalnya 1:50.000) atau grafis ( berupa garis dengan ukuran yang mewakili jarak tertentu).
  • Inset: Inset merupakan peta mini yang disisipkan pada peta utama untuk memperbesar detail pada wilayah tertentu. Inset biasanya diberi judul dan skala tersendiri.
  • Orientasi Peta: Orientasi peta menunjukkan arah utara geografis. Biasanya ditandai dengan simbol panah bergambar bintang yang menunjuk ke arah utara.
  • Baris Informasi: Baris informasi biasanya berisi keterangan tambahan seperti sumber data pembuatan peta, tanggal pembuatan, dan lembaga yang menerbitkan peta.

Jasa Pemetaan Uav: Dapatkan data spasial yang akurat dan cepat dengan teknologi UAV

Prinsip-Prinsip Layout Peta yang Efektif

Selain keberadaan komponen-komponen di atas, berikut beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk membuat layout peta yang efektif:

  • Kesederhanaan: Hindari menampilkan terlalu banyak informasi pada peta. Hal ini dapat membuat peta terlihat penuh dan membingungkan pengguna.
  • Hirarki Informasi: Tampilkan informasi yang paling penting dengan ukuran yang lebih besar dan penempatan yang lebih menonjol.
  • Kejelasan: Gunakan warna, simbol, dan font yang jelas dan mudah dibedakan. Hindari penggunaan warna yang terlalu mencolok atau font yang terlalu kecil.
  • Keseimbangan: Atur penempatan komponen peta secara proporsional agar tampilannya terlihat seimbang dan enak dilihat.
  • Konsistensi: Gunakan simbol dan warna yang konsisten di seluruh bagian peta. Ini akan memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disajikan.

Tips Membuat Layout Peta yang Menarik

Selain memperhatikan prinsip-prinsip di atas, Anda juga bisa membuat layout peta menjadi lebih menarik dengan:

  • Memanfaatkan elemen dekoratif: Tambahkan elemen dekoratif yang selaras dengan tema peta, seperti gambar kompas atau ilustrasi yang menggambarkan ciri khas wilayah yang dipetakan.
  • Menggunakan gradasi warna: Gunakan gradasi warna untuk menampilkan perbedaan ketinggian atau kedalaman suatu wilayah.
  • Menyisipkan foto: Untuk peta digital, Anda bisa menyematkan foto-foto yang relevan dengan lokasi tertentu pada peta.

Menggunakan Software Pembuat Peta

Saat ini, tersedia berbagai software pembuatan peta yang mudah digunakan, seperti ArcGIS, QGIS, dan Google My Maps. Software ini umumnya menyediakan template layout peta yang sudah didesain dengan baik. Anda tinggal mengkustomisasi template tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Memilih Warna yang Tepat untuk Layout Peta

Warna merupakan salah satu elemen penting dalam layout peta. Pemilihan warna yang tepat dapat membantu pengguna membedakan informasi yang berbeda dan membuat peta terlihat lebih menarik. Berikut beberapa tips memilih warna untuk layout peta:

  • Gunakan warna yang kontras: Pilihlah warna yang memiliki kontras yang tinggi untuk membedakan objek yang berbeda pada peta. Hindari menggunakan warna yang terlalu mirip satu sama lain.
  • Gunakan warna yang sesuai dengan tema: Pilihlah warna yang sesuai dengan tema peta. Misalnya, untuk peta yang menampilkan informasi tentang alam, Anda dapat menggunakan warna hijau, biru, dan coklat.
  • Gunakan warna yang mudah dilihat: Hindari menggunakan warna yang terlalu terang atau terlalu gelap. Gunakan warna yang mudah dilihat oleh mata manusia dalam berbagai kondisi pencahayaan.
  • Gunakan palet warna yang terbatas: Sebaiknya gunakan palet warna yang tidak terlalu banyak. Hal ini akan membuat peta terlihat lebih rapi dan terorganisir.

Jasa Pemetaan Drone: Dapatkan citra yang detail dan berkualitas tinggi

Menambahkan Simbol dan Ikon pada Layout Peta

Simbol dan ikon dapat membantu pengguna memahami informasi yang disajikan pada peta. Berikut beberapa tips menambahkan simbol dan ikon pada layout peta:

  • Gunakan simbol yang mudah dipahami: Pilihlah simbol yang mudah dipahami oleh pengguna. Hindari menggunakan simbol yang terlalu rumit atau abstrak.
  • Gunakan simbol yang konsisten: Gunakan simbol yang konsisten di seluruh bagian peta. Hal ini akan memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disajikan.
  • Gunakan ukuran simbol yang proporsional: Sesuaikan ukuran simbol dengan pentingnya informasi yang ingin disampaikan. Simbol yang mewakili informasi yang lebih penting sebaiknya dibuat lebih besar.
  • Gunakan warna yang sesuai dengan simbol: Pilihlah warna yang sesuai dengan simbol yang digunakan. Misalnya, simbol untuk jalan raya sebaiknya berwarna hitam, sedangkan simbol untuk taman sebaiknya berwarna hijau.

Memanfaatkan Tipografi yang Tepat pada Layout Peta

Tipografi juga berperan penting dalam layout peta. Pemilihan font dan ukuran huruf yang tepat dapat membantu pengguna membaca informasi pada peta dengan mudah. Berikut beberapa tips memilih tipografi untuk layout peta:

  • Gunakan font yang mudah dibaca: Pilihlah font yang mudah dibaca oleh mata manusia. Hindari menggunakan font yang terlalu tipis atau terlalu rumit.
  • Gunakan ukuran huruf yang proporsional: Sesuaikan ukuran huruf dengan pentingnya informasi yang ingin disampaikan. Informasi yang lebih penting sebaiknya dibuat dengan huruf yang lebih besar.
  • Gunakan warna yang kontras untuk teks: Gunakan warna yang kontras dengan warna latar belakang untuk teks. Hal ini akan membuat teks lebih mudah dibaca.
  • Hindari penggunaan teks yang terlalu banyak: Hindari menampilkan terlalu banyak teks pada peta. Hal ini dapat membuat peta terlihat penuh dan membingungkan pengguna.

Kesimpulan

Menguasai aturan layout peta merupakan bekal penting bagi siapa saja yang ingin membuat peta yang informatif dan mudah dipahami. Dengan memperhatikan komponen penting, menerapkan prinsip layout yang efektif, dan memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia pada software pembuatan peta, Anda dapat membuat peta yang tidak hanya berguna, tetapi juga menarik secara visual.

Semoga artikel ini bermanfaat!

5 Contoh Pemanfaatan SIG di Bidang Kesehatan yang Dapat Diaplikasikan

Seperti yang diketahui, sistem informasi geografis (SIG) umumnya dipakai untuk mengelola hingga menyimpan data-data geografis. Namun, tahukah Anda bahwa SIG bisa digunakan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan? Pemanfaatan SIG dibidang kesehatan pun diharapkan membantu orang-orang di area tersebut menganalisis penyebaran penyakit hingga mengantisipasi gangguan kesehatan tertentu pada masyarakat.

Sejumlah Manfaat SIG untuk Kesehatan

SIG memungkinkan Anda melihat, memahami, menerjemahkan, serta menampilkan aneka data. Hal ini mencakup simbol, tren, dan relasi dalam bentuk peta, grafis, maupun laporan lainnya. Oleh karena itu, SIG kerap dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengacu pada data atau informasi yang tersedia, sehingga dapat mudah dipahami dan dibagikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Lalu, seperti apa pemanfaatan SIG dibidang kesehatan? Seperti yang disinggung, SIG akan membantu menentukan distribusi penyakit, pasien, dan pola penyebarannya. Bahkan distribusi unit fasilitas kesehatan seperti klinik, puskesmas, dan rumah sakit bisa dilakukan dengan sistem tersebut.

Adapun menurut WHO, manfaat-manfaat SIG mencakup:

  1. Penentuan distribusi penyakit dari segi geografis;
  2. Analisis tren yang bersifat spasial maupun temporal;
  3. Pemetaan populasi yang dianggap riskan mengidap penyakit tertentu;
  4. Stratifikasi terhadap faktor-faktor risiko;
  5. Penilaian distribusi sumber daya yang digunakan;
  6. Perencanaan hingga penentuan intervensi;
  7. Memantau penyebaran penyakit.

Artikel terkait: Pemanfaatan SIG untuk Mitigasi Bencana Alam di Indonesia

Berbagai Contoh Pemanfaatan SIG Di Bidang Kesehatan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut beberapa contoh dalam pemanfaatan SIG dibidang kesehatan yang dapat Anda pelajari:

1. Pemantauan status kesehatan

Ketika memakai SIG untuk memantau status kesehatan, Anda akan lebih mudah melakukan identifikasi masalah yang terjadi di masyarakat. Fitur pada SIG lantas akan memetakan kelompok masyarakat dan areanya sesuai status kesehatan tertentu.

Salah satu contoh pemantauan yang kerap dilakukan adalah status kehamilan. Dari hasil analisis yang nanti didapatkan, Anda dapat menentukan angka kehamilan dan persalinan yang terjadi.

Peta Kondisi Kesehatan | Sumber : https://healthmap.org

2. Diagnosis dan investigasi risiko kesehatan

Pemanfaatan SIG dibidang kesehatan dalam hal ini dapat dilihat contohnya pada pengolahan informasi kasus asma yang dilakukan epidemiolog. Mereka akan mengumpulkan data dari fasilitas-fasilitas kesehatan untuk menganalisis kenaikan kasus dan pasien yang mengidapnya.

Setelah data terkumpul, SIG lantas dipakai untuk menyajikan data lengkap terkait pola paparannya. Kemudian, Anda bisa menyerahkan laporan pada pihak-pihak terkait untuk diteliti lebih jauh.

Baca: Perbedaan Koordinat Geografik dan UTM 

3. Membangun kerjasama dengan masyarakat

Manfaat selanjutnya yang akan Anda rasakan dari SIG adalah membangun kerja sama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi hingga memecahkan masalah-masalah kesehatan. SIG dalam hal ini bisa dipakai untuk memetakan kelompok yang dianggap potensial untuk mendukungnya.

Sebagai contoh, untuk imunisasi, kelompok masyarakat yang biasanya disasar adalah ibu-ibu PKK. Dari sini, Anda tinggal membangun program sesuai karakteristik kelompok tersebut.

4. Menyiapkan kebijakan dan rencana yang sesuai

Terakhir, pemanfaatan SIG dibidang kesehatan dapat diaplikasikan dalam merancang kebijakan maupun rencana terkait masalah kesehatan. Salah satu contohnya adalah memetakan utilitas di tiap Puskesmas untuk menentukan perencanaan yang jelas.

Perencanaan yang dimaksud dapat berupa sumber daya kesehatan yang perlu disediakan pihak Puskesmas sesuai tingkat utilitasnya.

5. Penanggulangan Bencana

Penanggulangan bencana juga bisa dideteksi dengan ilmu SIG. Sekarang ini banyak website atau organisasi yang bergerak dalam penanggulangan bencana membagikan informasi tentang pemetaan terkait penanggulangan bencana. Seperti di Badan Penanggulangan Bencana seperti berikut.

Sumber : BNBP

Dengan peta bencana seperti ini akan memudahkan banyak orang mendapatkan informasi terkait bencana dengan mudah.

Kesimpulan

Pemakaian SIG di berbagai bidang sangat mungkin terjadi, termasuk untuk masalah kesehatan. Berbagai fitur yang tersedia dapat dioptimalkan sesuai pemanfaatan SIG dibidang kesehatan yang ingin Anda capai. Beberapa di antaranya adalah untuk mendiagnosis, menjalin kerja sama, hingga menyusun kebijakan yang cocok dengan masyarakat. Dengan begitu, Anda bisa memberikan solusi tepat dan berguna. 

itulah beberapa manfaat yang dihasilkan dari SIG untuk bidang kesehatan, jika Anda ingin melaksanakan survey pemetaan untuk berbagai kebutuhan termasuk kesehatan bisa langsung menghubungi Techno GIS dengan layanan jasa survey pemetaan nya.  Bisa meng-handle ke seluruh Indonesia dan juga profesional.

Semoga artikel hari ini bermanfaat!

Cara Membuat Kontur Di Arcgis

Cara Membuat Kontur Di Arcgis – Garis kontur adalah sebuah garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama dari suatu acuan bidang tertentu. Titik-titik yang disediakan mengandung informasi sederhana seperti koordinat dan ketinggian tempat, informasi titik tersebut dapat diperoleh dengan sederhana menggunakan GPS.

Nah di menggunakan software Arcgis, kita sangat bisa untuk membuat garis kontur. Berikut adalah langkah yang bisa Anda ikuti.

 

Membuat Kontur di ArcGIS

Seperti yang kita tuliskan di atas, garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan beberapa titik lokasi yang memiliki ketinggian yang sama.

Garis kontur ini perlu dibuat karena digunakan sebagai dasar dalam pembuatan peta kemiringan lahan maupun pembuatan peta 3 dimensi.

Baca : Manfaat Lidar Untuk Pemetaan Topografi

Cara Membuat Kontur Di Arcgis

Untuk membuat kontur ikuti langkah di bawah ini :

  1. Buka software ArcGis lalu add data folder yang akan digunakan
  2. File yang belum memiliki proyeksi UTM maka perlu diproyeksikan dengan cara klik ArcToolbox > Management Tools > Projection and Transformation > Define Project
    Cara Membuat Kontur Di Arcgis
  3. Input file point lalu pilih system coordinate system UTM 49S, karena kita menggunakan peta wilayah Yogyakarta yang berada di bagian selatan maka UTM nya 49S
  4. Untuk membuat garis kontur, buat terlebih dahulu raster yang merupakan interpolasi ketinggian dari titik-titik yang sudah diketahui ketinggianya dengan menggunakan IDW.
    Klik ArcToolbox > Raster Interpolation > IDW. Isikan pada jendela seperti di bawah ini
    membuat garis kontur
    Hasil IDW berupa data Raster dimana terdapat informasi mengenai ketinggian yang diperoleh dari hasil interpolasi antar titik yang diketahui ketinggiannya. Data ini akan kita ubah menjadi garis kontur.
  5. Untuk mengubah data IDW menjadi garis kontur dengan cara klik ArcToolbox > 3D Analyst Tools > Raster Surface > Contour. Isikan seperti jendela dibawah ini,pilih interval kontur sesuai kebutuhan.
    mengubah data IDW menjadi garis kontur
  6. Selanjutnya potong garis kontur yang sudah dibuat dengan lokasi kajian, caranya klik ArcToolbox > Analysis tool > Extract > Clip.
    Cara Membuat Kontur Di Arcgis
  7. Kemudian masukkan input features garis kontur yang sudah dibuat dan clip features lokasi kajian klik ok dan hasilnya seperti gambar dibawah
    cara input features garis kontur

Seperti yang diketahui, kondisi permukaan bumi bukanlah sebuah bidang datar. Itulah yang menyebabkan peta memiliki garis kontur untuk menggambarkan topologi permukaan bumi. Garis kontur sendiri terbentuk karena menghubungkan titik-titik lokasi yang memiliki ketinggian elevasi yang sama.

Baca : Pemanfaatan SIG untuk Mitigasi Bencana Alam di Indonesia

Belajar GIS di Techno GIS Indonesia

Ingin mengetahui informasi dan mempelajari lebih dalam tentang ilmu Geospasial atau GIS? bisa banget mengikuti pelatihan GIS bersama Techno GIS Indonesia.

Ada banyak bidang GIS yang bisa kamu pelajari bersama kami. Mulai dari GIS Basic atau dasar sampai dengan advance.

Selain itu jika mencari jasa survey pemetaan atau layanan Survey Geospasial juga bisa langsung menghubungi tim marketing Techno GIS. Ada banyak layanan yang bisa kamu Anda gunakan untuk melancarkan proyek Anda!

sekian informasi hari ini tentang Cara Membuat Kontur Di Arcgis semoga bermanfaat!

Cara Menggunakan Aplikasi Dji Go Untuk Pemula

Cara Menggunakan Aplikasi Dji Go Untuk PemulaDji Go adalah aplikasi yang tersedia di iOS dan Android yang digunakan untuk menyediakan umpan transmisi video langsung dari drone ke ponsel cerdas Anda. Menggunakan Dji Go Anda bisa mengatur mode pengambilan gambar untuk foto udara dari kamera drone dengan mudah.

Anda bisa menggunakan aplikasi Dji Go ini untuk menggantikan penggunaan remote kontrol pada drone Anda.  Selain itu jika ada yang tidak beres pada drone Anda, maka dengan aplikasi Dji Go ini dapat memberitahu Anda.

Baca Artikel : Peran UAV Dalam Pengelolaan Kawasan Pertambangan

Berikut ulasan cara pemakaian Aplikasi Dji Go untuk pemula, simak dengan baik.

Cara Masuk Ke Aplikasi Dji Go dengan Tampilan Kamera

Pengaturan aplikasi Dji Go untuk tampilan kamera memang sedikit memerlukan waktu. Banyak pengguna pemula yang menghabiskan waktu untuk masuk di aplikasi Dji Go tampilan kamera ini. Berikut Langkah masuk ke aplikasi Dji Go tampilan kamera.

  1. Siapakan perangkat drone, remot control drone dan ponsel pintar Anda
  2. Hubungkan ponsel dengan control drone menggunakan kabel USB
  3. Nyalakan perangkat drone dan remote control drone tersebut
  4. Silahkan buka aplikasi Dji Go pada ponsel Anda
  5. Login ataupun melakukan registrasi bagi yang belum memiliki akun. Tampilan akan menunjukkan pada Anda perangkat yang harus dipilih sesuai dengan perangkat drone yang Anda miliki
  6. Setelah terhubung dengan perangkat drone yang Anda miliki, aplikasi drone dji akan menampilkan tampilan kamera drone dan fitur tambahan untuk membantu Anda dalam mengoperasikan drone Anda
  7. Anda kemudian akan melihat DJI HUB muncul untuk memberi tahu Anda berbagai informasi tentang drone anda. Hal pertama yang akan muncul adalah aircrafe state yang menunjukkan beberapa informasi penting tentang drone yang terhubung, seperti kondisi baterai, informasi penyimpanan serta mode dalam pernerbangan
  8. Aplikasi Dji Go dapat digunakan untuk menampilkan rekaman tampilan dari kamera drone dji tersebut dan tentunya juga untuk mengendalikan arah serta posisi drone Ketika sedang terbang.

Selain digunakan untuk menampilkan rekaman kamera, aplikasi ini juga mampu untuk mengaktifkan berbagai macam teknoligi autopilot seperti misalnya ActiveTrack, TapFly, Return to Home, dan lainnya

Terpenting pada aplikasi Dji Go adalah kita dapat melihat berbagai macam informasi dan data yang dikirimkan oleh drone untuk memberitahu apa yang terjadi pada drone tersebut.

 

Read more

Pembuatan DSM dan DTM Menggunakan Agisoft Metashape

Pembuatan DSM dan DTM Menggunakan Agisoft MetashapePenginderaan jauh adalah salah satu hal yang dilakukan ketika bekerja dengan proyek pembangunan dimana ini dilakukan untuk pengukuran objek tertentu secara jarak jauh menggunakan alat perekam, misalnya pesawat tanpa awak atau drone.

Hasil dari perekaman foto udara ini kemudian diolah untuk mendapatkan hasil penghitungannya. Sekarang ini pengolahan foto udara sudah didukung menggunakan beberapa software yang mendukung, salah satunya adalah Agisoft.

Pengolahan gambar udara untuk pembuatan DSM dan DTM juga bisa menggunakan software agisoft ini.

Gimana sih cara pembuatan DSM dan DTM menggunakan agisoft? Mari kita bahas di ulasan berikut ini.

DSM dan DTM di Pengolahan Foto Udara

Sebelum masuk di tutorial membuat DSM dan DTM menggunakan agisoft metashape, akan lebih baik jika kita membahas secara singkat tentang DSM dan DTM dalam pengolahan foto udara ini.

1. DSM (Digital Surface Model)

Merupakan model permukaan digital yang menampilkan ketinggian suatu objek. Baik objek berupa pohon, bangunan, dan objek yang memiliki ketinggian lainya akan tampil bentuk permukaannya.

2. DTM (Digital Terrain Model)

Selanjutnya adalah DTM, dimana jika DSM bisa menunjukkan tampilan permukaan yang memiliki ketinggian, maka di DTM ini menghasilkan model 3D dengan permukaan yang halus.

Agisoft Metashape

Selanjutnya adalah tentang software pengolahan data foto udara, yaitu Agisoft Metashape. Ini merupakan software profesional untuk menghasilkan model 3D dari gambar diam yang sudah diambil dari foto udara.

Pembuatan DSM dan DTM menggunakan Agisoft

Berikut adalah tutorial pembuatan DSM dan DTM menggunakan agisoft metashape.

1. Buka software Agisoft Metashape Professional di PC/Laptop kalian masing-masing.

2. Masukkan foto drone yang akan diolah dengan cara klik workflow > Add Photos.

tutorial pembuatan DSM dan DTM

Pilih foto yang akan diolah, lalu klik open.

Pembuatan DSM dan DTM menggunakan Agisoft

3. Langkah awal yaitu Align Photos. Klik Workfow > pilih Align Photo. Align Photos merupakan proses yang digunakan untuk mengidentifikasi titik-titik yang muncul pada gambar.

Jika Anda menggabungkan matching point menggunakan 2 foto atau lebih maka akan menghasilkan sparse point cloud dan 3D model awal. Dimana keduanya diperlukan ketika kita mengolah foto drone selanjutnya.

mengolah foto drone

4. Akan muncul jendela seperti dibawah ini. Ada beberapa menu yang tersedia dalam Align Photos yaitu:

High : untuk mengubah gambar ke akurasi bagus tetapi prosesnya lambat.

Medium : untuk mengubah gambar ke akurasi sedang dengan proses sedang.

Low : untuk mengubah gambar ke dalam akurasi lemah dengan proses cepat.

(Menyesuaikan spesifikasi PC/Laptop masing-masing)

fitur Align Photos

Hasil setelah proses Align Photos.

Hasil setelah proses Align Photos

5. Langkah kedua yaitu Build Dense Cloud. Klik Workflow > Pilih Build Dense Cloud. Build Dense Cloud bertujuan untuk interpolasi titik-titik yang masih renggang pada hasil align photos agar membentuk suatu objek yang berupa point clouds.

Build Dense Cloud

6. Muncul jendela seperti di bawah ini. Untuk mengatur kualitasnya, sesuaikan dengan spesifikasi PC/Laptop masing-masing.

Hasil setelah di Build Dense Cloud.

7. Setelah itu langkah ketiga yaitu Build Mesh. Klik Workflow > Pilih Build Mesh. Build Mesh merupakan proses pembentukan model fisik 3D dari kenampakan-kenampakan yang ada di area liputan foto. Proses build mesh ini menjadi bahan utama untuk membuat DEM baik itu DSM, orthophoto maupun DTM.

Build Mesh

8. Muncul jendela seperti di bawah ini. Karena sebelumnya adalah proses Build Dense Cloud maka untuk source datanya adalah Dense cloud. Untuk mengatur kualitasnya, sesuaikan dengan spesifikasi PC/Laptop masing-masing.

Hasil setelah Build Mesh

Hasil setelah Build Mesh

9. Sebelum Build DEM, Save terlebih dahulu projectnya.

10. Yang keempat yaitu Build DEM. Klik Workflow > Pilih Build DEM. Build DEM digunakan untuk penggambaran model relief rupa bumi tiga dimensi (3D) menyerupai keadaan sebenarnya.

Build DEM

 11. Muncul jendela seperti di bawah ini. Untuk Projection, pilih sesuai zona wilayah dari foto yang akan di olah.

Hasil setelah Build DEM

Hasil setelah Build DEM 

12. Duplikat menjadi dua pada 3D Model dan DEM.

13. Ubah gambar menjadi model solid. Klik icon bergambar piramida > pilih Model Solid

Hasil setelah diubah menjadi model solid.

14. Build Mesh lagi. Klik workflow > pilih Build mesh.

15. Muncul jendela seperti ini, Untuk mengatur kualitasnya, sesuaikan dengan spesifikasi PC/Laptop masing-masing. Klik pada tulisan select.

Akan muncul seperti dibawah ini. Pilih yang Ground saja.

Hasil setelah Build Mesh.

16. Setelah itu adalah Smooth Mesh. Klik Tools > Mesh > Smooth Mesh. Smooth Mesh digunakan untuk menghaluskan permukaan.

Smooth Mesh

Hasil setelah Smooth Mesh

17. Selanjutnya adalah Export DTM dan DSM.

Klik kanan pada DSM atau DTM > Export DEM > Export TIFF/BIL/XYZ.

Pilih sistem koordinat sesuai zona wilayah > Export

Hasil DSM

Hasil DTM

Hasil DTM

Kesimpulan

Jadi itulah cara pembuatan DSM (Digital Surface model) dan DTM (digital terrace model) menggunakan agisoft metashape secara lengkap untuk Anda.

Jika Anda ingin membutuhkan jasa pemetaan untuk proyek pembangunan dan lainya bisa menggunakan jasa pemetaan dari Techno GIS Indonesia dengan tim terbaik dan profesional membantu proyek Anda lebih lancar.

Informasi lebih lengkap tentang Techno GIS Indonesia lebih lanjut di kontak alamat techno gis

Tutorial Membuat Lereng dari Data DEM

Tutorial Membuat Lereng dari Data DEM  – DataDEM merupakan data yang dapat anda gunakan dalam pemetaan gis dengan tema tiga dimensi. sebelumnya anda sebaiknya tau cara mendownload data dem, baca : Tutorial Download DEM Gratis USGS Glovis , karena dalam tutorial ini menggunakan data tersebut. dalam tutorial ini menggunakan ArcGIS 10.2, yuk langsung saja kita belajar membuat peta lereng menggunakan data DEM :

Buka arcGIS

20120302111415_gps_etrex_30_3Membuka Arcgis,

Input Data DEM yang Kita Download

teset

Aktifkan 3D Analys

test

Berikut tutorial cara membuat peta lereng, 

tutorial ini bisa anda dapatkan juga di pelatihan gis advanced technogis indonesia, yang ingin belajar silahkan kunjungi : Pelatihan GIS