Tag Archive for: konsep

Peta, Kartografi, dan SIG

Peta, Kartografi, dan SIG – Pemikiran seseorang mengenai sesuatu yang memiliki posisi dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis informasi spasial. Penuangan informasi spasial tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan gambaran visual dari suatu realita. Replika dari informasi spasial yang telah dibangun dapat di sebut dengan peta. Peta dapat juga diartikan sebagai gambaran dari permukaan bumi atau fenomena geosfer. Informasi yang dapat dipetakan memiliki syarat bersifat spasial memiliki posisi, baik relatif maupun absolut.

Kembali lagi pada topik sebelumnya, informasi spasial yang terdapat pada pikiran manusia juga dapat dipetakan. Sebagai contoh sederhana adalah pembuatan peta lokasi yang mencangkup rute rumah menuju rumah sakit. Secara sadar, seseorang memiliki ingatan terhadap lokasi suatu objek (site) dan mengkaitkannya dengan objek lain (association). Ingatan itu disebut dengan informasi, sedangkan objek yang ada pada informasi tersebut memiliki lokasi sehingga bersifat spasial. Informasi spasial terkait rute rumah ke rumah sakit dapat digambarkan secara  visual dalam bentuk peta sederhana atau disebut dengan peta mental (peta kognitif).

Peta Mental

Gambar 1. Peta Mental

Peta seperti Gambar 1 merupakan peta sederhana namun tidak memiliki informasi tambahan lain yang penting pada peta. Peta tersebut belum memenuhi kaidah pemetaan namun sudah cukup komunikatif dalam penyampain informasi sederhana. Apabila informasi yang akan dituangkan lebih banyak dan kompleks, seperti informasi penggunaan lahan suatu desa, maka peta seperti Gambar 1 tidak mampu merepresentasikannya. Oleh karenanya, pembuatan peta yang baik tidak dapat dilakukan sembarangan dan membutuhkan ilmu dalam bidangnya.

Kartografi dan Peta

Ilmu pembuatan peta disebut dengan Kartografi, dimana ilmu dan seni digabung menjadi satu untuk menghasilkan peta yang baik dan memiliki nilai estetika. Kartografi sering dikaitkan dengan salah satu ilmu yang berkaitan dengan ilmu Bumi. Perkembangan kartografi sudah sangat pesat dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan (baca : Perkembangan Peta dan Kartografi Hingga Saat Ini).  Peta itu sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu peta dasar dan peta tematik. Peta dasar merupakan peta baku yang diterbitkan oleh pemerintah dimana informasi yang terkandung di dalamnya merupakan informasi umum sertaa dapat menjadi acuan yang sah untuk melakukan pemetaan ataupun analisis selanjutnya. Berbeda dengan peta dasar, peta tematik membawa tema atau topik sendiri mengenai suatu fenomena sebagai informasi utamanya. Peta tematik dapat dibuat oleh umum.

Dalam ilmu kartografi, dijelaskan beberapa kaidah yang perlu diperhatikan untuk membuat peta yang baik. Beberapa informasi tambahan yang perlu ada dalam sebuah peta adalah :

  • Judul, biasa digunakan topik/tema dan atau lokasi wilayah yang dipetakan. Judul memberikan gambaran awal kepada pengguna peta mengenai informasi yang tercantum di dalamnya.
  • Grid/Graticule, sistem grid berkaitan dengan sistem koordinat yang digunakan untuk mempermudah pengguna peta menemukan dan menentukan lokasi absolut objek tertentu.
  • Legenda, merupakan dekripsi dari simbol-simbol yang digunakan pada isi/muka peta untuk mempermudah pengguna untuk menafsirkan informasi pada peta.
  • Skala, penting untuk mencantumkan skala numerik (angka) dan atau skala grafis (bar) sebagai informasi perbesaran dan dapat digunakan untuk mengukur akurasi peta tersebut.
  • Orientasi Mata Angin, membantu memberikan orientasi kepada pengguna. Peta tidak harus menggunakan orientasi utara menghadap ke atas, namun lazimnya peta buatan Indonesia menggunakan orientasi utara ke arah atas.
  • Inset Peta, adalah zoom out peta tersebut untuk mengetahui lokasi yang dipetakan dan asosiasi lokasi wilayah kajian.
  • Diagram lokasi, untuk beberapa peta yang terbagi menjadi beberapa lembar perlu untuk dicantumkan sebagai penuntun orientasi wilayah kajian.
  • Informasi tambahan lainnya, berupa informasi datum dan sistem proyeksi yang digunakan, sumber data pembuatan peta, pembuat/penerbit peta, serta riwayat peta.

Dalam pembuatan peta dasar, terdapat kaidah lainnya yang harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). SNI dibedakan berdasarkan jenis peta dasar dan skalanya. Adapun SNI lainnya yang mengatur tentang cara perolehan data atau sumber data yang digunakan untuk pemetaan. Pada SNI tersebut, akan dijelaskan simbologi pada muka peta hingga tata letak peta dasar. Format tersebut sudah menjadi format yang baku di Indonesia. Namun pada peta tematik, belum ada ketentuan khusus mengenai simbolisasi hingga tata letak peta. Selama peta tematik mampu mengkomunikasikan informasi peta dengan baik dan benar,serta memiliki estetika yang indah, peta tersebut dianggap baik.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Dewasa ini, pembuatan peta telah banyak dikembangkan hingga merambah ke dunia digital. Salah satu bidang keilmuan yang memiliki korelasi dengan aplikasi kartografi adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengubah suatu data spasial menjadi informasi spasial. SIG dapat dilakukan secara manual maupun digital. SIG secara manual dilakukan dengan melakukan tumpang susun (overlay) beberapa peta berinformasi tunggal dengan menggunakan bantuan kertas transparan atau kalkir. Hasil dari overlay tersebut di pisahkan berdasarkan kategori secara manual kemudian dilakukan analisis.

Perkembangan jaman ke era digital memberikan pilihan kemudahan dalam mengaplikasikan SIG. Berbagai produk perangkat lunak pemrosesan SIG telah banyak beredar, baik yang berbayar maupun yang tidak (open source). Masing-masing perangkat lunak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan (baca : Perbandingan Software SIG Berbayar dan Open Source). Pemilihan perangkat yang digunakan didasarkan pada tujuan dan kebutuhan masing-masing individu. Keuntungan utama menggunakan perangkat lunak SIG adalah memudahkan dalam analisis maupun pembuatan peta. Cara membuat peta sederhana dapat dilakukan mandiri dengan acuan Tutorial Pembuatan Peta Sederhana yang Baik Menggunakan ArcMap 10.1.

SIG memiliki banyak peran, tidak hanya membantu dalam pemetaan, namun dapat digunakan untuk melakukan pemodelan spasial baik yang bersifat 2D maupun 3D. Pada beberapa software berbayar, pemodelan juga dilengkapi oleh tool pembuatan animasi (model dinamis). Dengan menerapkan aplikasi SIG, analisis spasial lebih mudah dilakukan. Beberapa analisis yang sering dilakukan dengan SIG antara lain analisis multitemporal, analisis cluster, analisis jaringan spasial, dan analisis melalui model 3D.

Untuk lebih meningkatkan skill dalam mengoperasikan aplikasi SIG dan membuat peta/model yang baik, bisa bergabung dalam pelatihan SIG dasar dan SIG Lanjut yang diselenggarakan oleh TechnoGIS. Informasi lebih lengkap dan reservasi dapat dilakukan disini.