Tag Archive for: sistem informasi geografis

5 Contoh Pemanfaatan SIG di Bidang Kesehatan yang Dapat Diaplikasikan

Seperti yang diketahui, sistem informasi geografis (SIG) umumnya dipakai untuk mengelola hingga menyimpan data-data geografis. Namun, tahukah Anda bahwa SIG bisa digunakan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan? Pemanfaatan SIG dibidang kesehatan pun diharapkan membantu orang-orang di area tersebut menganalisis penyebaran penyakit hingga mengantisipasi gangguan kesehatan tertentu pada masyarakat.

Sejumlah Manfaat SIG untuk Kesehatan

SIG memungkinkan Anda melihat, memahami, menerjemahkan, serta menampilkan aneka data. Hal ini mencakup simbol, tren, dan relasi dalam bentuk peta, grafis, maupun laporan lainnya. Oleh karena itu, SIG kerap dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengacu pada data atau informasi yang tersedia, sehingga dapat mudah dipahami dan dibagikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Lalu, seperti apa pemanfaatan SIG dibidang kesehatan? Seperti yang disinggung, SIG akan membantu menentukan distribusi penyakit, pasien, dan pola penyebarannya. Bahkan distribusi unit fasilitas kesehatan seperti klinik, puskesmas, dan rumah sakit bisa dilakukan dengan sistem tersebut.

Adapun menurut WHO, manfaat-manfaat SIG mencakup:

  1. Penentuan distribusi penyakit dari segi geografis;
  2. Analisis tren yang bersifat spasial maupun temporal;
  3. Pemetaan populasi yang dianggap riskan mengidap penyakit tertentu;
  4. Stratifikasi terhadap faktor-faktor risiko;
  5. Penilaian distribusi sumber daya yang digunakan;
  6. Perencanaan hingga penentuan intervensi;
  7. Memantau penyebaran penyakit.

Artikel terkait: Pemanfaatan SIG untuk Mitigasi Bencana Alam di Indonesia

Berbagai Contoh Pemanfaatan SIG Di Bidang Kesehatan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut beberapa contoh dalam pemanfaatan SIG dibidang kesehatan yang dapat Anda pelajari:

1. Pemantauan status kesehatan

Ketika memakai SIG untuk memantau status kesehatan, Anda akan lebih mudah melakukan identifikasi masalah yang terjadi di masyarakat. Fitur pada SIG lantas akan memetakan kelompok masyarakat dan areanya sesuai status kesehatan tertentu.

Salah satu contoh pemantauan yang kerap dilakukan adalah status kehamilan. Dari hasil analisis yang nanti didapatkan, Anda dapat menentukan angka kehamilan dan persalinan yang terjadi.

Peta Kondisi Kesehatan | Sumber : https://healthmap.org

2. Diagnosis dan investigasi risiko kesehatan

Pemanfaatan SIG dibidang kesehatan dalam hal ini dapat dilihat contohnya pada pengolahan informasi kasus asma yang dilakukan epidemiolog. Mereka akan mengumpulkan data dari fasilitas-fasilitas kesehatan untuk menganalisis kenaikan kasus dan pasien yang mengidapnya.

Setelah data terkumpul, SIG lantas dipakai untuk menyajikan data lengkap terkait pola paparannya. Kemudian, Anda bisa menyerahkan laporan pada pihak-pihak terkait untuk diteliti lebih jauh.

Baca: Perbedaan Koordinat Geografik dan UTM 

3. Membangun kerjasama dengan masyarakat

Manfaat selanjutnya yang akan Anda rasakan dari SIG adalah membangun kerja sama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi hingga memecahkan masalah-masalah kesehatan. SIG dalam hal ini bisa dipakai untuk memetakan kelompok yang dianggap potensial untuk mendukungnya.

Sebagai contoh, untuk imunisasi, kelompok masyarakat yang biasanya disasar adalah ibu-ibu PKK. Dari sini, Anda tinggal membangun program sesuai karakteristik kelompok tersebut.

4. Menyiapkan kebijakan dan rencana yang sesuai

Terakhir, pemanfaatan SIG dibidang kesehatan dapat diaplikasikan dalam merancang kebijakan maupun rencana terkait masalah kesehatan. Salah satu contohnya adalah memetakan utilitas di tiap Puskesmas untuk menentukan perencanaan yang jelas.

Perencanaan yang dimaksud dapat berupa sumber daya kesehatan yang perlu disediakan pihak Puskesmas sesuai tingkat utilitasnya.

5. Penanggulangan Bencana

Penanggulangan bencana juga bisa dideteksi dengan ilmu SIG. Sekarang ini banyak website atau organisasi yang bergerak dalam penanggulangan bencana membagikan informasi tentang pemetaan terkait penanggulangan bencana. Seperti di Badan Penanggulangan Bencana seperti berikut.

Sumber : BNBP

Dengan peta bencana seperti ini akan memudahkan banyak orang mendapatkan informasi terkait bencana dengan mudah.

Kesimpulan

Pemakaian SIG di berbagai bidang sangat mungkin terjadi, termasuk untuk masalah kesehatan. Berbagai fitur yang tersedia dapat dioptimalkan sesuai pemanfaatan SIG dibidang kesehatan yang ingin Anda capai. Beberapa di antaranya adalah untuk mendiagnosis, menjalin kerja sama, hingga menyusun kebijakan yang cocok dengan masyarakat. Dengan begitu, Anda bisa memberikan solusi tepat dan berguna. 

itulah beberapa manfaat yang dihasilkan dari SIG untuk bidang kesehatan, jika Anda ingin melaksanakan survey pemetaan untuk berbagai kebutuhan termasuk kesehatan bisa langsung menghubungi Techno GIS dengan layanan jasa survey pemetaan nya.  Bisa meng-handle ke seluruh Indonesia dan juga profesional.

Semoga artikel hari ini bermanfaat!

Sistem Informasi Geografis ( SIG )

Sistem Informasi Geografis atau SIG adalah integrasi seperangkat hardware dan software yang digunakan untuk membuat, memproses, menganalisis data permukaan bumi untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu. pengertian ini merupakan hasil penggabungan dari berbagai pengertian-pengertian tentang Sistem Informasi Geografis dalam berbagai sumber dan tenaga ahli dibidang ilmu kebumian. Sistem Informasi Geografis mempunyai ciri yang unik daripada sistem informasi pada umumnya, dimana data spasial merupakan obyek utama yang dipelajari mempunya unsur lokasi secara absolut dimana posisi ini ditentukan dalam bentuk sumbu x (longitute) dan sumbu y (latitute) dalam perkembangannya data spasial untuk pemodelan 3D akan memiliki sumbu y (ketinggian). sumbu x dan y merupakan hasil pemikiran manusia dimana posisi ditentukan dari garis imaginer yang telah disepakati secara internasional menjadi sebuah batas / lokasi secara absolut di permukaan bumi.

Berikut beberapa pengertian Sistem Informasi Geografis dari berbagai sumber dan ahli.

Credit photo : TechnoGIS ID 2017

Sejarah perkembangan Sistem Informasi Geografis

Sebelum menilik mengenai sejarah dan perkembangan SIG, perlu di ketahui dahulu komponen utama dalam SIG yaitu data spasial. Data spasial merupakan data yang memiliki nilai keruangan atau posisi baik bersifat relatif maupun absolut. Awal mulanya, data spasial banyak digambarkan dalam berbagai jenis, bisa berupa mental map (peta yang tertanam dalam pikiran/ingatan), peta tergambar ataupun denah.

Pada beberapa situs bersejarah, salah satunya di gua Lascaux di Perancis yang diperkirakan dibuat pada 35000 tahun lalu terdapat gambaran rute migrasi hewan  pada dinding-dinding gua. Gambaran tersebut didiga sebagai gambaran mental map untuk menujukkan lokasi buruan hewan melalui kebiasaan migrasi mereka.

Informasi dan data spasial terus mengalami perkembangan hingga pembuatan peta dengan sistem yang lebih matematis pada tahun 150 SM dengan memperhatikan presisi hingga penambahan informasi garis khayal untuk acuan posisi. Perkembangan pemetaan terus dilakukan seiring dengan kebutuhan informasi spasial sehingga pada tahun 1700-an awal, survey pengukuran teknis terkontrol mulai dilakukan untuk pembuatan peta topografi.

Perkembangan peta juga beriringan dengan perkembangan teknologi komputerisasi. Awalnya komputer digunakan untuk keperluan militer saat perang dunia II dan perkembangannya cukup pesat saat itu. Setelah perang usai, komputer mulai dikembangkan untuk berbagai bidang tidak terkecuali untuk pengolahan data spasial. Perkembangan fungsi perangkat keras dan perangkat lunak mendorong untuk perkembangan pengolahan data spasial yang mulanya penggambaran menjadi satu basis mulai dipisahkan dalam sistem layer. Teknik ini mulai digunakan pada kisaran tahu 1960-an.

Pada tahun 1967 Kanada menjadi negara pertama yang menggunakan SIG untuk inventarisasi data spasial di negaranya. Sistem yang digunakan diberi nama Canadian GIS untuk memetakan berbagai informasi penting di Kanada dikembangkan oleh Roger Tominson. Perangkat yang dikembangkan adalah gvSIG.CGIS yang sudah membawa banyak fitur didalamnya. Pada zaman itu, perangkat SIG tersebut sudah cukup lengkap dan luar biasa karena mampu untuk menampilkan banyak dataa dalam bentuk layer berbeda, mampu untuk memindai data dengan digitasi, dapat digunakan untuk analisis spasial berupa overlay atau tumpang tindih layer, basis data atribut yang terpisah, koordinat, hingga topologi.

Hingga akhir 1980 penggunaan perangkat keras SIG terus dikembangkan. Memang membutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan sistem ini, namun akhirnya pada awal tahun 1990-an, beberapa perusahaan besar mampu mengambil alih kinerja perangkat CGIS menjadi bentuk perangkat mikro pada komputer pribadi. Hingga saat ini, banyak sekali perkembangan penggunaan aplikasi SIG karena fitur yang diberikan semakin canggih dan praktis. SIG dapat digunakan dengan mudah saat ini karena aplikasi free pun dapat ditemui. Implementasi ilmu dan analisis berbasis SIG juga dapat diterapkan dalam berbagai fenomena keruangan. Hal ini yang menuntut kebutuhan akan sumberdaya manusia yang mumpuni untuk mengolah dan menganalisis data spasial semakin tinggi.

Universitas yang berperan aktif dalam perkembangan ilmu Sistem Informasi Geografis di Indonesia Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bberfokus dalam pengembangan ilmu Geografi, dan masih banyak lagi universitas di Indonesia yang juga memiliki fakultas Geografi berbasis pendidikan.

Pengenalan dan pengelolaan data spasial dapat dilakukan dengan belajar sig sejak dini. Belajar harus mencangkup praktek penggunaan tools beserta ekseskusinya. Hal ini dikarenakan data spasial berbeda dengan data biasa pada umumya karena memiliki informasi spasial dan memiliki informasi lainnya yang tercantum pada atributnya. Disamping pengenalan mengenai peran SIG dalam segala bidang, pemahaman mengenai konsep spasial juga sangat diperlukan. Nantinya pemahaman konsep ini yang akan menuntun dalam analisis spasial menggunakan SIG.

Untuk lebih mematangkan konsep dan prakteknya, perlu dilakukan pelatihan sig atau kursus sig yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Pelatihan yang memberikan konsep dasar secara ringan dan jelas sehingga mudah dipahami dan diterima serta praktek dalam eksekusi suatu studi kasus untuk mempermudah pemahaman dan implementasi SIG.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di berbagai bidang telah banyak diterapkan. Pada bidang pertanian contohnya, analisis untuk membantu pembuatan jaringan irigasi yang efektif dan pembuatan pemodelan jaringan sehingga perencanaan menjadi lebih efisien dari segi waktu dan tenaga jika dibandingkan dengan melakukan survey lapangan secara keseluruhan. Adapun di bidang pertanian, SIG juga memiliki peran untuk membatu dalam pengukuran lahan hingga estimasi produksi melalui pemetaan. Pada bidang perencanaan kota, SIG sangat berperan dalam representasi tata ruang kota dan perencanaan pembangunan dengan melihat aspek dampak dari pemanfataan suatu ruang. Bahkan untuk bidang kesehatan, SIG juga mulai dikembangkan untuk mengetahui potensi penyakit endemik yang dikaitkan dengan habitat vektor penyakit tersebut sehingga wilayah berpotensi dapat terklasifikasi dan tindakan preventif dapat dilakukan. Masih banyak lagi implementasi SIG lainnya untuk berbagai bidang yang sangat bermanfaat dan memiliki peran dalam pengambilan keputusan.

Prediksi arah perkambangan Sistem Informasi Geografis dimasa mendatang akan semakin berperan dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan. Pada saat ini, kebutuhan sumberdaya manusia yang memiliki skill analisis spasial dan pengoperasian SIG sudah banyak dibutuhkan, sehingga banyak orang yang belajar secara otodidak untuk mengenal SIG karena tuntutan. Oleh karenanya tidak ada salahnya jika memulai untuk belajar SIG dari sekarang dengan konsep yang benar sehingga implementasi dalam segala hal menjadi lebih mudah.