Wanita dalam Geospasial: Meningkatkan Akses Pelatihan yang Inklusif
Industri geospasial secara historis lebih banyak didominasi oleh laki-laki, terutama dalam posisi teknis dan pengambilan keputusan. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberagaman dan kesetaraan, muncul gerakan global yang mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat aktif dalam sektor ini. Salah satu kunci keberhasilan gerakan ini adalah penyediaan pelatihan geospasial yang inklusif, adil, dan memberdayakan.
Kesenjangan Gender di Dunia Geospasial
Banyak perempuan tertarik dengan bidang geospasial, namun mereka masih menghadapi hambatan struktural dan budaya yang signifikan. Tantangan yang sering dihadapi antara lain:
- Kurangnya representasi dalam pelatihan teknis: Banyak program pelatihan belum mempertimbangkan kebutuhan perempuan, baik dari sisi waktu, akses, maupun suasana kelas yang inklusif.
- Minimnya role model perempuan: Tidak banyak tokoh perempuan yang ditonjolkan dalam profesi geospasial, sehingga sulit bagi generasi muda untuk melihat teladan.
- Hambatan teknologi dan logistik: Akses terhadap perangkat dan pelatihan berbasis teknologi masih timpang di beberapa daerah.
- Stereotip gender: Pekerjaan lapangan dan teknis sering dianggap lebih cocok untuk laki-laki, sehingga minat perempuan kadang tidak mendapat dukungan.
Inisiatif Global untuk Mendorong Perempuan di Geospasial
Beberapa organisasi dan komunitas telah berhasil membangun lingkungan belajar dan kerja yang mendukung perempuan:
- GeoChicas – Berbasis di Amerika Latin dan berafiliasi dengan OpenStreetMap, komunitas ini mendorong partisipasi perempuan dalam pemetaan terbuka, melalui pelatihan komunitas dan proyek inklusif.
- Women in GIS (WiGIS) – Organisasi dari Amerika Serikat ini menyediakan mentoring, jaringan profesional, serta pelatihan khusus untuk mendukung karir perempuan di bidang GIS.
- African Women in GIS – Sebuah komunitas yang memperkuat konektivitas dan keterampilan perempuan muda Afrika dalam teknologi geospasial, termasuk melalui pelatihan daring dan workshop lapangan.
Strategi Pelatihan yang Inklusif dan Responsif Gender
Untuk menjembatani kesenjangan, pelatihan geospasial yang inklusif harus mempertimbangkan:
- Fleksibilitas Waktu dan Format: Menyediakan pelatihan online atau hybrid yang memungkinkan perempuan mengikuti kelas tanpa harus meninggalkan tanggung jawab rumah tangga.
- Instruktur Perempuan dan Ruang Aman: Menghadirkan instruktur perempuan dan menciptakan suasana kelas yang aman dari diskriminasi atau bias gender.
- Beasiswa Khusus dan Dukungan Finansial: Memberikan insentif khusus untuk perempuan dari latar belakang kurang mampu agar mereka bisa ikut serta dalam pelatihan.
- Kurasi Materi dan Studi Kasus Perempuan: Mengangkat kisah sukses perempuan di geospasial sebagai materi pelatihan untuk membangun inspirasi dan koneksi emosional.
Dampak Jangka Panjang Keterlibatan Perempuan
- Keragaman Perspektif: Perempuan membawa sudut pandang unik dalam analisis spasial yang seringkali lebih kontekstual dan berorientasi komunitas.
- Inovasi Teknologi dan Sosial: Kolaborasi tim yang inklusif terbukti meningkatkan kreativitas dalam pengembangan solusi spasial.
- Penyebaran Teknologi ke Akar Rumput: Perempuan sering menjadi agen perubahan di komunitasnya, membantu menyebarluaskan pemanfaatan teknologi GIS ke sektor pendidikan, lingkungan, dan sosial.
- Mendorong Keterwakilan di STEM: Partisipasi perempuan di bidang geospasial akan membantu mengurangi kesenjangan gender di sektor sains dan teknologi secara umum.
Langkah-Langkah yang Bisa Diterapkan di Indonesia
Lembaga pelatihan seperti TechnoGIS Indonesia bisa memainkan peran besar dalam menciptakan ekosistem pelatihan yang lebih inklusif, antara lain:
- Menyelenggarakan kelas pelatihan khusus perempuan, terutama di daerah-daerah dengan partisipasi rendah.
- Mengadakan webinar dan seminar dengan narasumber perempuan dari berbagai profesi geospasial.
- Menjalin kemitraan dengan organisasi perempuan, universitas, dan NGO untuk menjangkau lebih luas komunitas calon peserta.
- Membangun komunitas alumni perempuan yang dapat saling mendukung dan berbagi peluang karir
Kesetaraan gender dalam pelatihan geospasial bukan hanya soal keadilan, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Ketika perempuan diberi akses yang adil untuk belajar, mereka mampu menghadirkan kontribusi besar dalam dunia geospasial. Sudah saatnya setiap pelatihan di sektor ini mempertimbangkan pendekatan yang inklusif, karena keberagaman adalah kekuatan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!